Sumber : Jurnalis Senior Kemenag Kanwil Jabar | Editor : Syahidin
Tasikmalaya, warpol.id || Presiden Prabowo bicara lagi soal singkong, Kali ini dia ngomong singkong sebagai bahan baku bioethanol. Bahan Bakar Nabati setara bensin. Rupanya pemerintahnya akan terus melaksanakan program Jokowi , food estate atau lumbung pangan nasional.
Jagung dan jarak pagar tahun 2010 pernah direkomendasikan untuk proyek Bahan Bakar Nabati. BBM non fosil dengan bahan baku tetumbuhan.Singkong untuk bioethanol sejenis bensin, jarak pagar untuk bio diesel setara solar.
Itu dilakukan pemerintahan presiden SBY lantaran tahun 2008 terjadi kenaikan harga minyak dunia.
"Harga BBM fosil di pasar global mencapai $130, sementara asumsi APBN kita hanya $70 perbarel. Rugi bandar namanya tuh."
Kenapa singkong dan jarak pagar yang dipilih ?, padahal katanya ada 49 jenis tetumbuhan yang bisa diolah jadi bahan bakar nabati.
Pertimbangannya, kerena kedua jenis tumbuhan itu mudah ditanam. Pada lahan yang minim hara atau dilahan terlantar juga tumbuh dengan baik.
Yang kedua tumbuhan itu kecil daya saing konsumsinya. Apalagi jarak pagar, nyaris tidak ada.
Singkong juga, waktu itu nilai konsumsinya rendah. Agak beda dengan sekarang. Sekarang ini singkong bisa dibikin mocaf (Modified Cassava Flour) melalui proses dipermentasi bisa dibuat sejenis tepung terigu. Sehingga potensi marketnya tinggi.
"Sekarang untuk mendukung program presiden 08 (Prabowo Subianto), kita harus menggalakkan penanaman singkong seluas luasnya.Jangan khawatir , ada 24 juta hektar lahan terlantar yang bisa dijadikan media tanam."
Apa itu singkong ?
Singkong atau, ketela pohon,ubi kayu, sampeu,atau ubi prancis adalah tanaman perdu tropis dan sub tropis tahunan, dari suku eupharbiaceae. Masuk ke Indonesia dibawa tentara Portugis tahun 1558.
Awal mulanya tanaman itu berasal dari Brazil dan Amerika. Di Amerika tumbuhan itu sudah dikenal dan dijadikan bahan makanan sejak 18 abad SM. Jangan salah Sebelum Masehi.
Singkong termasuk kelompok umbi umbian , mengandung banyak karbohidrat, serat, protein, lemak dan vitamin C.Bisa meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah cacingan.
Sekarang ini singkong menjadi makanan pokok disamping beras di beberapa daerah, termasuk di pulau Jawa.
Bisa diolah menjadi bermacam macam makanan dan kue kue.
Digoreng,dibakar atau direbus, dibikin comro, misro atau kue kue lainya.
Dimakan mentah juga enak , ada rasanya manise.Kalau ada yang terasa pahit , memang ada mengandung glukosa yang dapat membentuk asam sianida. Tapi tidak apa kerena kandungannya rendah.
Ketika singkong hilang dari wacana bahan bakar nabati ternyata peran jagung selama ini diganti kelapa sawit dan tetes tebu. Dan bahan bakar nabati itu dalam 5 tahun terakhir sudah beredar dan dijual di SPBU, meski dalam skala yang masih terbatas.
Tapi rencana presiden Prabowo melanjutkan penanaman singkong secara massal, sangat baik
Intinya program bahan bakar non fosil itu harus dilaksanakan. Itu keren abis. Patut diacungi jempol. Kalau punya jempol tangan 4 , acungkan semua.
Selain kerena bbm fosil selalu ada masalah, Indonesia juga sudah terikat kesepakatan global, tahun 2060 dunia ini harus bebas dari gas emisi ( zero emition).
Kali ini Prabowo harus berhasil menanam singkong. Masa gagal maning, gagal maning.
Jangan sampai ada lagi plesetan lagu menanam jagung ciptaan ibu Sud :
Cangkul cangkul cangkul yang dalam,
Menanam singkong memanen jagung. Hehehe. ***
Posting Komentar