Sumber : Jurnalis Senior Kemenag Jabar | Editor : Syahidin
Tasikmalaya, warpol.id || Setidaknya ada dua hal yang saya ingat ketika memulai menyentuh keypad laptop membuat tulisan ini.
Pertama emak (almarhum Hajah Enah Sukaenah) yang telah bersimbah darah dan mempertaruhkan nyawa melahirkan saya dan sembilan saudara kedunia ini.
Kedua, almarhum Tatang Farhanul Hakim mantan bupati (dua periode) Tasikmalaya yang sempat membuat saya dan teman-teman warga Tasikmalaya Selatan marah dan melakukan demo besar-besaran.
Tapi sejak mendengar beliau TFH wafat saya sudah berjanji menghapus perasaan itu. Lagian sesungguhnya kami ini masih berkerabat meski agak jauh.
"Kemarahan kami, para budah laut itu gara gara almarhum membatalkan keputusan Bupati sebelumnya (Sulyana WH) yang telah menetapkan ibu kota Kabupaten Tasikmalaya pindah ke Karangnunggal."
Saya waktu itu baru melepas jabatan sebagai ketua PWI Priangan dan pindah ke Bandung untuk menjabat Editor pada Harian Mandala.
Menghadapi pembatalan Karangnunggal menjadi ibu kota, selama dua hari saya berada di lembur, Tasikmalaya Selatan.
Di rumah keponakan (Tedi Ernawan SH), saya mengatur strategi unjuk rasa.
Saya mengatur pembuatan spanduk dan poster poster bersama korlap ( juga keponakan) Ir.Deni Kusmayanto.
Dan terjadilah demo itu. Puluhan truk dan ratusan sepeda motor mendesing menempuh jarak 50 km ke kota Tasikmalaya.
"Tapi bupati TFH tidak ada ditempat, nyingcet entah kemana. Yang ada dan satu satunya pejabat yang menemui para pengunjuk rasa hanya wakil bupati Dede Uron. Padahal dia dalam keadaan sakit dan baru menjalani operasi. Kerenanya beliau sempat pingsan di Gedung DPRD (sekarang jadi taman kota didepan Masjid Agung)."
Dan beberapa bulan kemudian beliau wafat.
Inalillahi wa innailaihi rojiun,semoga beliau wafat dalam keadaan husnul khatimah.
Cerita selanjutnya, Karangnunggal gagal jadi ibukota kabupaten. Bupati TFH menggunakan kekuasaan yang dimiliknya memindahkan ibu kota kabupaten Tasikmalaya ke Singaparna, seperti yang ada sekarang.
Kalau saja waktu itu perjuangan mempertahankan Karangnunggal jadi ibukota berhasil,mungkin lain cerita. Mungkin tidak lahir gerakan pembentukan kabupaten Tasikmalaya Selatan sejak 2009.
Setelah 15 tahun berjuang, Kabupaten Tasikmalaya Selatan baru dalam bentuk bayang bayang dan harapan.
Jika harapan itu berkenyataan, maka Karangnunggal hampir pasti menjadi ibu kota kabupaten.
Diantara 10 kecamatan yang sudah berikrar menjadi bagian dari kabupaten Tasikmalaya Selatan, Karangnunggal memang wilayah yang paling berkembang dan memenuhi syarat untuk menjadi ibukota kabupaten.
Dari aspek kesejarahan, saya mendapat pencerahan dari postingan KH Engkos Kosasih belum lama ini.
Kata guru dan kepala sekolah elit swasta itu kota Tasikmalaya itu Tasela mencakup dua wilayah utama, yaitu Mandala dan Parung atau Palung.
Mandala mencakup wilayah Cikalong sampai Salopa. Parung atau Palung meliputi Cipatujah sampai Cibalong.
Dulu wilayah itu merupakan lautan, bagian dari samudra Hindia.
Mandala disebut raja laut (Raja Mandala). Disana ada pelabuhan tua Mangkabaya disamping muara sungai Ciwulan yang diapit tiga gunung, pasir atau bukit, Caroge,Goa Buaya dan pasir Pilar Walanda.
Di Parung menurut resume Lemhanas ditandai dengan adanya sebuah karang yang disebut karang panunggal , kemudian jadi karang tunggal dan terakhir jadi Karangnunggal.Lama lama laut itu mendangkal dan akhirnya menjadi daratan.
Dengan terbentuknya pemerintahan sejak zaman kolonial sampai masa kemerdekaan Wilayah ex laut yang dihuni manusia itu menjelma jadi beberapa kecamatan yaitu Cipatujah Karangnunggal Bantarkalong Cibalong, Cikalong dan Salopa.
Diantara 10 kecamatan yang akan bergabung dalam CDOB kabupaten Tasikmalaya Selatan yaitu Cipatujah, Babtarkalong, Culamega,Bojong Asih, Cibalong, Parungponteng, Pancatengah, Cikalong dan Cikatomas , jumlah penduduknya mencapai 494.097 orang.
Kecamatan Karangnunggal merupakan yang terbesar yaitu 90.115 orang. Maka itu dipandang dari berbagai aspek, Karangnunggal adalah yang paling cocok menjadi ibu kota kabupaten Tasikmalaya Selatan.
Dan ini sudah tidak ada masalah.
Insyaallah jika CDOB kabupaten Tasikmalaya Selatan disyahkan, Karangnunggal akan menjadi ibu kotanya.***
Posting Komentar