Sumber : Jurnalis kab. Bandung | Editor : Syahidin
Kab. Bandung, warpol.id || Meneguhkan kembali semangat sebagai pendidijk di lembaga-lembaga madrasah menjadi garda terdepan dalam pendidikan berbasis karakter, telah memadati acara perkumpulan guru Madrasah (KGM) Kabupaten Bandung.
"Sekitar 5.000 guru madrasah dari seluruh penjuru Kabupaten Bandung memadati Gedung Sabilulungan, Dome Bale Rame Soreang, Rabu (16/4/2025)."
Dari total 13.000 guru madrasah yang tersebar di seluruh kabupaten, 5.000 hadir secara langsung—membawa pesan bahwa semangat juang dan solidaritas di antara mereka tetap kuat meski kerap luput dari sorotan kebijakan.
Salah satu momen yang paling mencuri perhatian adalah kehadiran aktor kenamaan Ali Syakieb yang saat ini menjadi Wakil Bupati Bandung terpilih 2024-2029. Dikenal luas sebagai bintang sinetron dan film, Ali hadir bukan untuk tampil sebagai selebritas, melainkan sebagai pribadi yang menunjukkan empatinya terhadap perjuangan para guru.
“Saya percaya, guru madrasah bukan hanya pengajar, tapi penjaga moral generasi bangsa. Mereka bekerja dalam senyap, tapi dampaknya luar biasa. Saya bangga bisa ada di tengah-tengah mereka hari ini,” ujar Ali saat memberi sambutan, disambut riuh tepuk tangan dari ribuan guru yang hadir.
Lebih dari sekadar formalitas, Ali juga terlibat dalam diskusi ringan, sesi foto bersama, dan perbincangan santai dengan sejumlah guru. Kehadirannya menjadi simbol bahwa kepedulian terhadap pendidikan dapat melintasi batas profesi dan latar belakang.
Kepala Kemenag Kab. Bandung, Dr. H. Cece Didayat, M.Si., didampingi Ketum PGM Kab. Bandung, Agus Eka Hamdani, S.Pd., M.M.Pd.
Silaturahmi akbar ini menjadi peristiwa penting karena baru pertama kali digelar dengan skala sebesar ini.
Pentingnya acara ini sebagai bentuk pengakuan terhadap eksistensi dan perjuangan guru madrasah yang selama ini kurang mendapat perhatian, khususnya dari pemerintah daerah.
“Ini bukan sekadar pertemuan, tetapi pernyataan. Bahwa guru madrasah adalah pilar penting dalam membangun peradaban dan membentuk generasi masa depan yang berakhlak,” ucapnya.
Silaturahmi ini menjadi ruang afirmasi—bahwa para guru madrasah layak mendapatkan tempat yang setara dalam peta besar pembangunan pendidikan nasional.
Di tengah tantangan kesejahteraan, keterbatasan sarana, hingga kurangnya dukungan struktural, acara ini menegaskan satu hal penting: guru madrasah tidak pernah berjalan sendiri.
Solidaritas yang terbangun hari itu menyampaikan pesan kuat. Bahwa di balik kesederhanaan dan pengabdian yang sunyi, ada kekuatan besar yang sedang dibangun—sebuah peradaban yang ditopang oleh dedikasi, keikhlasan, dan cinta para guru terhadap ilmu dan generasi penerus. (Red)
Posting Komentar